Assalamu'alaikum Wr. Wb.
-Pendahuluan-
Halo teman-teman pengunjung blog saya dimanapun kalian berada. Kali ini saya akan memposting tentang sejarah kamera dan jenis-jenis kameranya. Selamat membaca!-Pengertian-
Kamera adalah alat paling populer dalam aktivitas fotografi. Nama ini
didapat dari camera obscura, bahasa Latin untuk "ruang gelap", mekanisme
awal untuk memproyeksikan tampilan di mana suatu ruangan berfungsi
seperti cara kerja kamera fotografis yang modern, kecuali tidak ada cara
pada waktu itu untuk mencatat tampilan gambarnya selain secara manual
mengikuti jejaknya. Dalam dunia fotografi, kamera merupakan suatu
peranti untuk membentuk dan merekam suatu bayangan potret pada lembaran
film.
-Latar Belakang-
Kamera merupakan salah satu penemuan penting bagi umat manusia. Lewat
jepretan dan bidikan kamera, manusia bisa merekam dan mengabadikan
beragam bentuk gambar. Peletak prinsip kerja kamera itu adalah seorang
saintis legendaris Muslim bernama Ibnu al-Haitham. Pada akhir abad ke-10
M, al-Haitham berhasil menemukan sebuah kamera obscura. Itulah salah
satu karya al-Haitham yang paling menumental. Penemuan yang sangat
inspiratif itu berhasil dilakukan al-Haithan bersama Kamaluddin
al-Farisi. Keduanya berhasil meneliti dan merekam fenomena kamera
obscura. Penemuan itu berawal ketika keduanya mempelajari gerhana
matahari. Untuk mempelajari fenomena gerhana, Al-Haitham membuat lubang
kecil pada dinding yang memungkinkan citra matahari semi nyata
diproyeksikan melalui permukaan datar. Jika kita perhatikan perkembangan
kamera di masa kini, sungguh sangat luar biasa pertumbuhannya. Hampir
di setiap manusia berada, tidak lepas dari keberadaan kamera. Dalam
makalah ini kita akan mengulas tentang kamera mulai dari sejarah
ditemukannya kamera hingga berbagai jenis perkembangan kamera saat ini.
-Maksud dan Tujuan-
Supaya memahami sejarah kamera dan jenis-jenis kamera
-Pembahasan-
1. Sejarah Kamera
Kamera berawal dari sebuah alat serupa yang dikenal dengan Kamera
Obscura yang merupakan kotak kamera yang belum dilengkapi dengan film
untuk menangkap gambar atau bayangan. Pada abad ke 16 Girolamo Cardano
melengkapi kamera obscura dengan lensa pada bagian depan kamera obscura
tersebut. Meski demikian, bayangan yang dihasilkan ternyata tidak tahan
lama, sehingga penemuan Girolamo belum dianggap sebagai dunia fotografi.
Pada tahun 1727 Johann Scultze dalam penelitiannya menemukan bahwa
garam perak sangat peka terhadap cahaya namun dia belum menemukan konsep
bagaimana langkah untuk meneruskan gagasannya. Pada tahun 1826, Joseph
Nicepore Niepce mempublikasikan gambar dari bayangan yang dihasilkan
kameranya, yang berupa gambaran kabur atap-atap rumah pada sebuah
lempengan campuran timah yang dipekakan yang kemudian dikenal sebagai
foto pertama. Kemudian, pada tahun 1839, Louis Daguerre mempublikasikan
temuannya berupa gambar yang dihasilkan dari bayangan sebuah jalan di
Paris pada sebuah pelat tembaga berlapis perak. Daguerre yang mengadakan
kongsi pada tahun 1829 dengan Niepce meneruskan program pengembangan
kamera, meski Niepce meninggal dunia pada 1833, mengembangkan kamera
yang dikenal sebagai kamera daguerreotype yang dianggap praktis dalam
dunia fotografi, dimana sebagai imbalan atas temuannya, Pemerintah
Perancis memberikan hadiah uang pensiun seumur hidup kepada Daguerre dan
keluarga Niepce. Kamera daguerreotype kemudian berkembang menjadi
kamera yang dikembangkan sekarang.
2. Jenis-jenis kamera
a) Kamera Saku (Compact Kamera)
Sejak sebelum era kamera digital, kamera saku sudah menemani analog
Single Lens Reflex (SLR) sebagai alternatif memotret yang mudah dibawa
ke mana-mana. Setelah era kamera digital, kamera saku tetap digemari.
Meskipun secara kemampuan tetap tidak bisa menandingi kamera SLR. Wajar,
kamera saku memang didesain untuk mudah digunakan oleh siapa pun. Tak
terkecuali anak kecil yang awam dengan kamera. Sehingga fitur-fitur
yang melengkapi kamera saku mayoritas sudah disetel secara otomatis.
b) Bridge Camera (Prosumer)
Dilihat dari bentuknya, kamera Prosumer hanya sedikit lebih besar dari kamera saku. Jenis kamera digital yang satu ini punya kemampuan yang lebih baik dibanding kamera saku. Perbedaan yang paling mudah terlihat adalah mode manual dan auto yang sudah terdapat pada kamera Prosumer. Kemampuan zoom lensanya juga jauh lebih mumpuni dari kamera saku. Bisa dibilang kamera Prosumer mencoba menggabungkan fleksibilitas kamera saku dengan kecanggihan fitur yang dimiliki DSLR. Tapi tetap saja, kemampuannya memang masih di bawah DLSR. Salah satu faktornya adalah ukuran sensor kamera Prosumer yang lebih kecil dari DLSR. Namun, kamera Prosumer kerap dijadikan cadangan DSLR karena kemampuan baterainya yang lebih tahan lama dan segi kepraktisannya.c) Kamera Mirrorless
Seperti namanya, kamera mirrorless memang tidak menggunakan cermin seperti halnya yang dimiliki DSLR. Tanpa keberadaan cermin, kamera ini menjadi punya ukuran yang lebih kecil dan ringkas dari DSLR. Tapi kemampuannya bisa disetarakan dengan DLSR level middle-end. Salah satu kelebihannya adalah lensa yang bisa dilepas, seperti halnya DSLR. Sehingga bisa menyesuaikan dengan kebutuhan saat pemotretan. Selain itu, sensor yang dimiliki mirrorless umumnya berkategori 4/3. Sudah mumpuni untuk mendekati kualitas hasil foto dari DSLR.
d) Kamera Aksi (Action Camera)
Ini merupakan tipe kamera digital yang banyak digandrungi anak muda belakangan ini. Baik itu yang doyan dengan olahraga ekstrem atau para vlogger. Kamera aksi biasanya lebih banyak dipakai untuk merekam video ketimbang foto. Dengan bentuknya yang lebih kecil dari kamera saku, kamera ini bisa dipasang di atas kendaraan atau di atas helm. Kualitas dari kamera aksi sudah sangat mumpuni. Bisa menghasilkan video 1080p pada kecepatan 30 frame per second (fps) atau 720p pada 60 fps. Artinya kualitas gambar yang dihasilkan sudah masuk dalam level High Definition yang tajam. Dengan fitur Image Stabilization, sebuah kamera aksi bisa menghasilkan gambar nyaris tanpa goncangan meski dipasang di atas kendaraan yang melaju kencang.
e) Kamera Digital Single Lens Reflex (DSLR)
Inilah kamera digital yang paling mumpuni di antara semua jenis kamera digital yang ada saat ini. Seperti pendahulunya di era analog, kamera DSLR juga memiliki banyak fitur yang berguna untuk bisa menghasilkan foto-foto yang menarik. Termasuk memiliki kategori DLSR dari mulai entry level, semipro, dan pro. Semakin tinggi levelnya, semakin canggih fitur yang dimiliki dan harganya pun semakin mahal. DSLR memiliki varian lensa paling banyak dibanding kamera digital lainnya. Dari mulai yang bersudut lebar seperti lensa fish eye hingga lensa zoom yang mencapai lebih dari 500 mm. Generasi terbaru kamera DLSR bahkan sudah tidak sekadar digunakan untuk mengambil foto saja. Sudah bisa dijadikan kamera video dengan kualitas gambar sekelas High Definition. Banyak vlogger yang menggunakan DLSR untuk menghasilkan karya-karyanya.
f) Kamera Video
Kamera video juga merupakan perkembangan dari generasi sebelumnya di era analog. Jika sebelumnya dalam merekam menggunakan kaset atau CD, kini semua hasil rekaman sudah disimpan dalam sebuah kartu memori. Namun, kamera ini hanya bisa digunakan untuk mengambil video atau bayangan bergerak. Tidak bisa mengambil foto seperti halnya DSLR. Keberadaan kamera video digital ini sangat membantu para kontributor televisi ketika akan mengirimkan data hasil liputan. Karena bisa langsung diedit di komputer dan hasilnya dikirim ke kantor melalui internet. Termasuk juga mempermudah kerja para film maker.
g) Kamera Medium Format
Keunggulan kamera medium format adalah ketajaman dari detail objek yang difoto. Di era digital, kelebihan yang tidak dimiliki DSLR itu tetap dilanjutkan. Kamera medium format biasanya digunakan untuk kepentingan komersial dari sebuah produk karena mampu menghasilkan gambar yang sangat detail. Dengan kelebihan yang dimilikinya, tidak sembarang orang bisa memiliki kamera jenis ini. Maklum harganya masih sangat mahal. Setara dengan kamera DSLR pro yang body only saja bisa lebih dari angka 50 juta rupiah. Jika Anda seorang fotografer profesional boleh saja menginvestasikan dana dengan membeli sebuah medium format selama bisa menghasilkan uang kembali.
h) Boutique Kamera
Melihat secara sekilas, Boutique Camera tidak lebih besar dari sebuah kamera saku. Jika ditelaah lebih dalam, ternyata tidak salah jika jenis kamera digital ini diembel-embeli kata butik di depannya. Meski bentuknya ringkas, kamera butik punya sensor fullframe yang bahkan melebihi kemampuan DSLR. Kekurangan dari kamera ini adalah dalam segi harga yang mahal. Sebuah kamera butik seperti Leica M9 bekas saja dijual dengan harga tak kurang dari 35 juta rupiah. Sementara harga Leica M Monochrom baru bisa mencapai 71 juta rupiah. Anda tertarik?
i) Kamera Smartphone
Jangan lupakan juga kamera yang ada di ponsel Anda. Jika smartphone Anda merupakan produksi lima tahun ke belakang, kualitas foto yang dihasilkan sudah cukup bagus. Belakangan, sejumlah produsen smartphone makin gencar mengeluarkan produk mereka yang diperkuat dengan kamera di atas 13 mp. Saat Anda akan melakukan swafoto, smartphone menjadi pilihan paling ideal. Bentuknya yang ramping dan ringan akan sangat memudahkan kita dalam melakukan swafoto. Bahkan dengan bantuan tongkat, swafoto pun bisa dilakukan dari berbagai sudut yang sebelumnya tidak tergapai oleh tangan. Tak hanya itu, memotret menggunakan ponsel pun kini tengah menjadi tren. Terbukti dengan bermunculan komunitas fotografer ponsel di berbagai kota di Indonesia.
-Kesimpulan-
Kamera yang terbaik adalah kamera yang anda gunakan pada saat ini. Untuk menghasilkan foto yang baik, salah satu syarat awalnya adalah menguasai kamera yang digunakan
-Referensi-
http://adilasfa.blogspot.com/2016/10/makalah-perkembangan-kamera.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kamera
https://www.foldertekno.com/jenis-kamera-digital/
-Penutup-
Sekian dari postingan saya kali ini tentang sejarah dan jenis-jenis kamera. Semoga bisa bermanfaat untuk pembaca semua. Apabila terdapat kesalahan atau kekurangan kata saya mohon maaf.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar