Assalamu'alaikum Wr. Wb.
A. Pendahuluan
Halo teman-teman pembaca semua! Di postingan saya kali ini, saya akan memposting tentang Semiotika. Tetapi, saya membagi-bagi postingan saya yang membahas
semiotika menjadi 3 bagian, yaitu semiotika, semiotika media, dan semiotika negativa. Selamat membaca blog saya ya teman-teman!
B. Pengertian
Semiotika atau ilmu ketandaan (juga disebut studi semiotik dan dalam tradisi Saussurean disebut semiologi) adalah studi tentang makna keputusan. Ini termasuk
studi tentang tanda-tanda dan proses tanda (semiosis), indikasi, penunjukan, kemiripan, analogi, metafora, simbolisme, makna, dan komunikasi. https://id.wikipedia.org/wiki/Semiotika
C. Maksud dan Tujuan
Memahami pengertian dari semiotika
Memahami pengertian semiotika dari para ahli
Mengetahui macam-macam semiotika
Mengetahui tipe-tipe tanda
Mengetahui sitem dari semiotika
Mengetahui hudungan semiotika dengan Teknologi Pendidikan
D. Latar Belakang
Sebagai makhluk yang hidup di dalam masyarakat dan selalu melakukan interaksi dengan masyarakat lainnya tentu membutuhkan suatu alat komunikasi agar bisa
saling memahami tentang suatu hal. Yang perlu dipahami salah satunya adalah tanda. Supaya tanda itu bisa dipahami secara benar dan sama membutuhkan konsep yang
sama agar tidak terjadi misunderstanding atau salah pengertian. Ilmu yang membahas tentang tanda disebut semiotik ( the study of signs). Oleh karena itu
penting bagi kita untuk memahami Semiotika.
E. Pembahasan
1. Pengertian Semiotika Menurut Para Ahli
a)C.S Peirce
Peirce mengemukakan teori segitiga makna atau triangle meaning yang terdiri dari tiga elemen utama, yakni tanda (sign), object, dan interpretant. Tanda adalah
sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk (merepresentasikan) hal lain di luar tanda itu
sendiri. Tanda menurut Peirce terdiri dari Simbol (tanda yang muncul dari kesepakatan), Ikon (tanda yang muncul dari perwakilan fisik) dan Indeks (tanda yang
muncul dari hubungan sebab-akibat). Sedangkan acuan tanda ini disebut objek.Objek atau acuan tanda adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda
atau sesuatu yang dirujuk tanda. Interpretant atau pengguna tanda adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna
tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.Hal yang terpenting dalam proses semiosis adalah bagaimana makna
muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang saat berkomunikasi. Contoh: Saat seorang wanita mengenakan jilbab, maka wanita itu sedang
mengomunikasikan mengenai dirinya kepada orang lain yang bisa jadi memaknainya sebagai simbol kemuslimahan.
b)Ferdinand De Saussure
Teori Semiotik ini dikemukakan oleh Ferdinand De Saussure (1857-1913). Dalam teori ini semiotik dibagi menjadi dua bagian (dikotomi) yaitu penanda (signifier)
dan pertanda (signified). Penanda dilihat sebagai bentuk/wujud fisik dapat dikenal melalui wujud karya arsitektur, sedang pertanda dilihat sebagai makna yang
terungkap melalui konsep, fungsi dan/atau nilai-nlai yang terkandung didalam karya arsitektur. Eksistensi semiotika Saussure adalah relasi antara penanda dan
petanda berdasarkan konvensi, biasa disebut dengan signifikasi. Semiotika signifikasi adalah sistem tanda yang mempelajari relasi elemen tanda dalam sebuah
sistem berdasarkan aturan atau konvensi tertentu.Kesepakatan sosial diperlukan untuk dapat memaknai tanda tersebut. Dalam berkomunikasi, seseorang menggunakan
tanda untuk mengirim makna tentang objek dan orang lain akan menginterpretasikan tanda tersebut. Objek bagi Saussure disebut “referent”. Hampir serupa dengan
Peirce yang mengistilahkan interpretant untuk signified dan object untuk signifier, bedanya Saussure memaknai “objek” sebagai referent dan menyebutkannya
sebagai unsur tambahan dalam proses penandaan. Contoh: ketika orang menyebut kata “anjing” (signifier) dengan nada mengumpat maka hal tersebut merupakan
tanda kesialan (signified). Begitulah, menurut Saussure, “Signifier dan signified merupakan kesatuan, tak dapat dipisahkan, seperti dua sisi dari sehelai
kertas”.
c)Roland Barthes
Teori ini dikemukakan oleh Roland Barthes (1915-1980), dalam teorinya tersebut Barthes mengembangkan semiotika menjadi 2 tingkatan pertandaan, yaitu tingkat
denotasi dan konotasi. Denotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan petanda pada realitas, menghasilkan makna eksplisit, langsung,
dan pasti. Konotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan petanda yang di dalamnya beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak
langsung, dan tidak pasti (Yusita Kusumarini,2006). Roland Barthes adalah penerus pemikiran Saussure. Saussure tertarik pada cara kompleks pembentukan kalimat
dan cara bentuk-bentuk kalimat menentukan makna, tetapi kurang tertarik pada kenyataan bahwa kalimat yang sama bisa saja menyampaikan makna yang berbeda pada
orang yang berbeda situasinya. Roland Barthes meneruskan pemikiran tersebut dengan menekankan interaksi antara teks dengan pengalaman personal dan kultural
penggunanya, interaksi antara konvensi dalam teks dengan konvensi yang dialami dan diharapkan oleh penggunanya. Gagasan Barthes ini dikenal dengan “order of
signification”, mencakup denotasi (makna sebenarnya sesuai kamus) dan konotasi (makna ganda yang lahir dari pengalaman kultural dan personal). Di sinilah
titik perbedaan Saussure dan Barthes meskipun Barthes tetap mempergunakan istilah signifier-signified yang diusung Saussure. Barthes juga melihat aspek lain
dari penandaan yaitu “mitos” yang menandai suatu masyarakat. “Mitos” menurut Barthes terletak pada tingkat kedua penandaan, jadi setelah terbentuk sistem
sign-signifier-signified, tanda tersebut akan menjadi penanda baru yang kemudian memiliki petanda kedua dan membentuk tanda baru. Jadi, ketika suatu tanda
yang memiliki makna konotasi kemudian berkembang menjadi makna denotasi, maka makna denotasi tersebut akan menjadi mitos. Misalnya: Pohon beringin yang rindang
dan lebat menimbulkan konotasi “keramat” karena dianggap sebagai hunian para makhluk halus. Konotasi “keramat” ini kemudian berkembang menjadi asumsi umum yang
melekat pada simbol pohon beringin, sehingga pohon beringin yang keramat bukan lagi menjadi sebuah konotasi tapi berubah menjadi denotasi pada pemaknaan tingkat
kedua. Pada tahap ini, “pohon beringin yang keramat” akhirnya dianggap sebagai sebuah Mitos. Secara ringkas teori dari Barthes ini dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Dalam menelaah tanda, kita dapat membedakannya dalam dua tahap.Pada tahap pertama, tanda dapt dilihat latar belakangnya pada (1) penanda dan (2) petandanya.
Tahap ini lebih melihat tanda secara denotatif. Tahap denotasi ini baru menelaah tanda secara bahasa. Dari pemahaman bahasa ini, kita dapat masuk ke tahap
kedua, yakni menelaah tanda secara konotatif. Pada tahap ini konteks budaya, misalnya, sudah ikut berperan dalam penelaahan tersebut.Dalam contoh di atas,
pada tahap I, tanda berupa BUNGA MAWAR ini baru dimaknai secara denotatif, yaitu penandanya berwujud dua kuntum mawar pada satu tangkai. Jika dilihat
konteksnya, bunga mawar itu memberi petanda mereka akan mekar bersamaan di tangkai tersebut. Jika tanda pada tahap I ini dijadikan pijakan untuk masuk ke
tahap II, maka secara konotatif dapat diberi makna bahwa bunga mawar yang akan mekar itu merupakan hasrat cinta yang abadi. Bukankah dalam budaya kita, bunga
adalah lambang cinta?Atas dasar ini, kita dapat sampai pada tanda (sign) yang lebih dalam maknanya, bahwa hasrat cimta itu abadi seperti bunga yang tetap
bermekaran di segala masa. Makna denotatif dan konotatif ini jika digabung akan membawa kita pada sebuah mitos, bahwa kekuatan cinta itu abadi dan mampu
mengatasi segalanya.
2. Macam-Macam Semiotika
a)Semiotik Analitik
Semiotik analitik adalah semiotik yang menganalisis sistem tanda.
b)Semiotik Deskriptif
Semiotik deskriptif adalah semiotk yang memperhatikan sistem tanda yang dapat kita alami sekarang, meskipun ada tanda yang sejak dahulu tetap seperti yang
disaksikan sekarang.
c)Semiotik Faunal (Zoo semiotic)
Semiotik Faunal adalah semiotik yang khusus memperhatikan sistem tanda yang dihasilkan oleh hewan.misalnya aungan srigala menandakan adanya serigala di tempat
aungan terdengar.
d)Semiotik Kultural
Semiotik kultural adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang berlaku dalam kebudayaan masyarakat tertentu.
e)Semiotik Naratif
Semiotik Naratif adalah semiotik yang menelaah sistem tanda dalam narasi yang berwujud mitos dan cerita lisan (Folkkore)
f)Semiotik Natural
Semiotik natural adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh alam. Misalnya cuaca yang mendung menandakan akan terjadinya hujan.
g)Semiotik Normatif
Semiotik normatif adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang di buat oleh manusia yang berwujud norma-norma, misalnya rambu-rambu lalu lintas.
h)Semiotik Sosial
Semiotik sosial adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh manusia yang berupa lambang.
i)Semiotik Struktural
Semiotik struktural adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dimanifestasikan melalui struktur bahasa.
3. Tipe-Tipe Tanda
a) Ikon
Sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang serupa dengan bentuk objeknya. Didalam ikon hubungan antara penanda dan petanda nya memiliki kesamaan
dalam beberapa kualitas. Suatu peta atau lukisan bisa dikatakan sebagai ikon karena memiliki kemiripan rupa dengan objeknya. Contoh lain adalah rambu-rambu
lalu lintas seperti “awas, banyak anak-anak!” ,”rambu2 lampu lalu-lintas” semua itu memiliki kemiripan visual atau bisa juga disebut ”meniru” dengan objeknya.
b) Indeks
Merupakan tanda yang memiliki keterikatan eksistensi terhadap petandanya atau objeknya atausesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang mengisyaratkan
penandanya. Di dalam indeks, hubungan antara penanda dengan petandanya bersifat nyata dan aktual. Misalnya bau kentut pertanda ada orang yang baru saja kentut
di tempat itu, tanda panah menunjukkan kanan dibawahnya bertuliskan “SOLO 20 KM” adalah indeks bahwa ke kanan 20 kilometer lagi adalah kota Solo, begitu juga
dengan tombol-tombol atau link dalam situs web merupakan indeks untuk menuju halaman web yang dimaksud.
c) Simbol
Merupakan tanda yang bersifat konvensional. Tanda-tanda linguistik umumnya merupakan simbol. Jadi simbol adalah suatu tanda yang sudah ada aturan atau
kesepakatan yang dipatuhi bersama, simbol ini tidak bersifat global, karena setiap daerah memiliki simbol-simbol tersendiri seperti adat istiadat daerah yang
satu belum tentu sama dengan adat-istiadat daerah yang lainnya. Simbol palang putih dengan latar belakang merah sudah disepakati secara internasional bahwa
tanda itu berarti “stop” atau larangan masuk.
4. Sistem Semiotika
Sistem semiotika dibedakan dalam tiga komponen sistem.
1) Semiotik Pragmatik (semiotic pragmatic)
Semiotik Pragmatik menguraikan tentang asal usul tanda, kegunaan tanda oleh yang menerapkannya, dan efek tanda bagi yang menginterpretasikan, dalam batas perilaku subyek. Dalam arsitektur, semiotik prakmatik merupakan tinjauan tentang pengaruh arsitektur (sebagai sistem tanda) terhadap manusia dalam menggunakan bangunan.Semiotik Prakmatik Arsitektur berpengaruh terhadap indera manusia dan perasaan pribadi (kesinambungan, posisi tubuh, otot dan persendian). Hasil karya arsitektur akan dimaknai sebagai suatu hasil persepsi oleh pengamatnya, hasil persepsi tersebut kemudian dapat mempengaruhi pengamat sebagai pemakai dalam menggunakan hasil karya arsitektur. Dengan kata lain, hasil karya arsitektur merupakan wujud yang dapat mempengaruhi pemakainya.
2) Semiotik Sintaktik (semiotic syntactic)
Semiotik Sintaktik menguraikan tentang kombinasi tanda tanpa memperhatikan ‘makna’nya ataupun hubungannya terhadap perilaku subyek. Semiotik Sintaktik ini mengabaikan pengaruh akibat bagi subyek yang menginterpretasikan.Dalam arsitektur, semiotik sintaktik merupakan tinjauan tentang perwujudan arsitektur sebagai paduan dan kombinasi dari berbagai sistem tanda. Hasil karya arsitektur akan dapat diuraikan secara komposisional dan ke dalam bagian-bagiannya, hubungan antar bagian dalam keseluruhan akan dapat diuraikan secara jelas.
3) Semiotik Semantik (semiotic semantic)
Semiotik Sematik menguraikan tentang pengertian suatu tanda sesuai dengan ‘arti’ yang disampaikan.Dalam arsitektur semiotik semantik merupakan tinjauan tentang sistem tanda yang dapat sesuai dengan arti yang disampaikan.Hasil karya arsitektur merupakan perwujudan makna yang ingin disampaikan oleh perancangnya yang disampaikan melalui ekspresi wujudnya. Wujud tersebut akan dimaknai kembali sebagai suatu hasil persepsi oleh pengamatnya. Perwujudan makna suatu rancangan dapat dikatakan berhasil jika makna atau ‘arti’ yang ingin disampaikan oleh perancang melalui rancangannya dapat dipahami dan diterima secara tepat oleh pengamatnya, jika ekspresi yang ingin disampaikan perancangnya sama dengan persepsi pengamatnya.
5. Hubungan Semiotika Dengan Teknologi Pendidikan
Salah satu tujuan Teknologi Pendidikan yaitu memecahkan masalah pendidikan melalui media pembelajaran, salah satu contohnya adalah DVD pembelajaran.
DVD umumnya dibangun dengan banyak tanda. Tanda-tanda itu termasuk bebagai sistem tanda yang bekerja sama dengan baik dalam upaya mencapai efek yang diharapkan. Yang paling penting dalam DVD adalah gambar dan suara, kata yang diucapkan (ditambah suara-suara lain yang serentak mengiringi gambar-gambar). Sistem semiotika yang lebih penting lagi dalam DVD adalah digunakannya tanda-tanda ikonis, yakni tanda-tanda yang menggambarkan sesuatu.
https://ndahindah.wordpress.com/2012/05/17/semiotika-makna-dalam-komunikasi/
F. Kesimpulan
Secara umum semiotika adalah ilmu yang membahas tentang tanda ( the study of signs).
Tokoh dalam Semiotika antara lain yaitu C.S Pierce mengemukakan teori segitiga makna atau triangle meaning yang terdiri dari tiga elemen utama, yakni tanda (sign), object, dan interpretant. Ferdinand De Saussure membagi semiotika menjadi dua bagian (dikotomi) yaitu penanda (signifier) dan pertanda (signified). Roland Barthes dalam teorinya tersebut Barthes mengembangkan semiotika menjadi 2 tingkatan pertandaan, yaitu tingkat denotasi dan konotasi.
Macam-macam Semiotika ada 9 yaitu Semiotik Analitik, Semiotik Deskriptif, Semiotik Faunal (Zoo semiotic), Semiotik Kultural, Semiotik Natural, Semiotik Normatif, Semiotik Sosial, dan Semiotik Struktural.
Tipe-tipe tanda antara lain Ikon (sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang serupa dengan bentuk objeknya), Indeks (sesuatu yang melaksanakan funsi sebagai penanda yang mengisyaratkan penandanya), dan Simbol (Sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang oleh kaidah secara konvensi telah lazim di gunakan dalam masayarakat)
Sistem Semiotika ada 3 yaitu Semiotik Pragmatik (menguraikan tentang asal usul tanda, kegunaan tanda oleh yang menerapkannya, dan efek tanda bagi yang menginterpretasikan, dalam batas perilaku subyek), Semiotik Sintaktik (menguraikan tentang kombinasi tanda tanpa memperhatikan ‘makna’nya ataupun hubungannya terhadap perilaku subyek), dan Semiotik Sematik (menguraikan tentang pengertian suatu tanda sesuai dengan ‘arti’ yang disampaikan).
Hubungan Semiotika Dengan Teknologi Pendidikan yaitu memecahkan masalah pendidikan melalui media pembelajaran, salah satu contohnya adalah DVD pembelajaran.
G. Kesimpulan
Sekian dari postingan blog saya kali ini, insya allah besok saya akan memposting tentang semiotika media. Terima kasih atas perhatiannya, Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar